Gunung semeru mengalami peningkatan aktivitas vulkanologi beberapa hari terakhir ini dan membuat sebagian warga yang tinggal di lereng gunung semeru sempat khawatir. Selain itu pada tanggal 1 desember 2020 sekitar pukul 02.30 gunung semeru mengalami erupsi, mengeluarkan awan panas.
Akibat dari erupsi gunung semeru beberapa desa di kecamatan pronojiwo dan candipuro mengungsi. sebanyak 550 warga mengungsi, pengungsian berada di dua titik pos pantau sebanyak 300 orang dan sisanya di desa supiturang.
Bukan hanya desa di 2 kecamatan saja yang terdampak erupsi gunung semeru, melainkan aktifitas pendakian gunung semeru juga mengevakuasi 103 pendaki yang masih berada di kawasan taman nasional gunung semeru. Dari 103 pendaki, 6 pendaki turun terakhir pada tanggal 30 november jam 9 malam, semua pendaki dalam keadaan baik. Menurut pendaki, jalur pendakian masih relatif aman saat turun dari kalimati sampai basecamp ranupani.
Meskipun begitu pihak balai besar taman nasional gunung bromo tengger semeru menutup sementara pendakian gunung semeru. Penutupan ini mengantisipasi terjadinya hal yang tidak di inginkan akibat peningkatan aktivitas vulkanologi gunung semeru.
Dilansir dari wawancara yang di publish di detik.com, Mengenai pembukaan kembali kegiatan jalur pendakian masih akan menunggu aktifitas vulkanologi dari Gunung Semeru. Jalur pendakian akan kembali dibuka jika situasi membaik.
“Kita lihat perkembangan aktivitas vulkanologinya. kalau kira-kira nanti ada tanda tanda menurun (Gunung Semeru) kita buka kembali,” kata Agus.
Kita tahu gunung semeru adalah gunung berapi aktif dan tertinggi di pulau jawa, sejak 2 tahun lalu statusnya gunung semeru ada di level 2 waspada. Selain itu pendakian di gunung semeru juga dianjurkan cuma sampai kalimati.