Pulau komodo

Komodo (Varanus komodoensis) adalah kadal raksasa terbesar—panjang bisa 3 meter dan berat di atas 100 kilogram—yang hanya ada di Pulau Flores dan beberapa pulau kecil di sekitarnya, seperti Pulau Komodo, Rinca, dan Padar. Asal-usul komodo menjadi perdebatan. Teori sebelumnya menyebutkan, fauna ini berevolusi dari nenek moyang kadal dan membesar karena proses evolusi pulau kecil yang terisolasi. Flores dan pulau lain di jajaran Sunda Kecil ini merupakan busur gunung api di antara paparan Benua Australia (Sahul) dan paparan Asia (Sunda) ini tak pernah terhubung langsung dengan daratan besar. Bahkan, ketika muka air laut berada di tingkat terendah—100 meter lebih rendah dari sekarang—pada periode Oligocence (20 juta-30 juta tahun lalu), Flores dan pulau kecil-kecil di sekitarnya ini tetap terkepung lautan. Celah lautan yang membatasi pergerakan binatang ke Indonesia timur ini dikenal sebagai Garis Wallace. Hanya binatang yang jago berenang, mengapung, atau terbang yang mampu menyeberangi garis itu. Batasan geografis ini menjawab tentang sedikitnya keragaman fauna di Sunda Kecil.

Foto utas on twitter ahmad arif

Di pulau-pulau yang terisolasi inilah komodo menjadi predator puncak. Karena tidak memiliki saingan, dia menjadi dominan dan  meraksasa. Teori lain menyebutkan, dia meraksasa karena berkembang menjadi pemburu spesialis gajah kerdil yang secara khas juga ditemukan di pulau ini. Kawasan ini menyimpan bukti keberadaan sejenis gajah purba paling kerdil, Stegodon sondaari. Berbeda dengan gajah purba yang tingginya lebih dari 2 meter, Stegodon sondaari yang fosilnya banyak ditemukan di Cekungan Soa, Flores, hanya memiliki tinggi 90 sentimeter. Di Flores juga ditemukan fosil manusia kerdil Homo floresiensis. Temuan ini menguatkan teori umum biogeografi bahwa mamalia di pulau terisolasi cenderung mengecil. Sebaliknya, reptil sebagai puncak predator akan membesar. Belakangan, teori membesarnya komodo ditentang setelah ditemukan fosil kadal raksasa di Australia bagian timur (Hocknull, 2009), berumur 300.000 hingga 4 juta tahun lalu. Salah satunya Megalania (Varanus priscus), panjang 5 meter, yang punah 40.000 tahun lalu. Para peneliti kemudian berteori, nenek moyang komodo berasal dari Australia sebelah timur dan berevolusi di sana. Binatang ini kemudian menyebar ke arah barat dan mencapai kepulauan Flores dan sekitarnya sekitar 900.000 tahun lalu. Penelitian terbaru Sutikna dkk (2016) menemukan, kepunahan Homo floresiensis terjadi 50.000 tahun lalu, bersamaan dengan punahnya gajah kerdil, bangau marabou raksasa, dan burung nazar dari Flores. Kepunahan diduga berhubungan dg kedatangan migran manusia modern (Homo sapiens) Namun, ketika fauna-fauna besar sejawatnya telah punah, Komodo menjadi sedikit binatang purba yang sanggup bertahan berdampingan dengan manusia modern. Mungkin itu karena masyarakat yang tinggal di Pulau Komodo percaya bahwa komodo adalah saudara kembar mereka. Maka, interaksi kultural masyarakat lokal yang bergenerasi hidup dan tinggal bersama komodo di pulau-pulau kecil sekitar Flores ini harusnya menjadi bagian penting dalam pembangunan di kawasan ini. Jangan sampai pembangunan modern ini justru menghabisi komodo dan orang-orangnya.

Advertisements
Penulis Ahmad Arif

sumber: https://twitter.com/aik_arif/status/1329643792119394305?s=19

Shared With Love

By Pendaki Awp

Pendakiawp (Arjuna Welirang dan Penanggungan) adalah media informasi tentang destinasi wisata dan pendakian gunung arjuno welirang dan gunung penanggungan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *