Gara-gara mobil ambulan dipakai mengangkut pengunjung wisata religi, Kepala Desa (Kades) Tambaksari Kecamatan Purwodadi digeruduk warganya sendiri. Parahnya lagi, obyek wisata terletak di Dusun Tambak Watu, desa setempat tidak pernah melibatkan warga dan tanpa sosialisasi.
“Gak pantes ambulan dibuat angkut pengunjung wisata,” kata Heri Sunoto saat rapat di balai bersama muspika.
Selama pandemi, obyek wisata tersebut telah ditutup oleh Kades. Namun tiba-tiba dibuka kembali tanpa pemberitahuan. “Dibukanya wisata tersebut tanpa ada sosialisasi dengan warga,” kesalnya.
Bahkan, seluruh perangkat Dusun Tambakwatu, Desa Tambaksari mengancam akan mengundurkan diri jika tidak dilibatkan mengelola obyek wisata.
Sementara itu, Camat Purwodadi, Wardoyo mengaku sudah mendengar persoalan itu. Ia berjanji akan menegur Kades Tambaksari. Disinggung soal ambulan dibuat angkutan pengunjung obyek wisata. Wardoyo menyampaikan, hal tersebut tidak pantas. “Iya jelas tidak layak. Ambulan kan buat muat orang sakit. Ini jelas salahi aturan,” pungkasnya.
Sekedar diketahui, setiap pengunjung obyek wisata religi harus merogoh kocek Rp 30 ribu tiap orang. Untuk, parkir kendaraan roda dua Rp 5 ribu, pengelola obyek wisata menyiapkan lahan parkir di Balai Desa. Sedangkan jarak tempat parkir dengan obyek wisata sekitar 3 Km. Pihak pengelola menyiapkan ambulan untuk angkut pengunjung ke lokasi obyek wisata.